Kamis, 17 September 2015

Cara Bijak Mengatasi Anak yang suka Memukul



Bunda, tak sedikit orangtua yang mengeluh karena anaknya suka memukul kalau marah atau keinginannya tak dituruti. Hal ini memang sebaiknya jangan terus dibiarkan agar tidak berkelanjutan hingga dia dewasa.
Bunda perlu mendidik sikap buah hati yang seperti itu hingga dia bisa mengontrol diri. Dikutip dari Parenting USA, silakan dibaca saran dari dr. William Sears, seorang dokter spesialis anak di California berikut ini:


1. Jangan Memukul Balik
Bagi sebagian orangtua, memukul merupakan tindakan yang tepat untuk mendisiplinkan si kecil. Memukul atau menampar anak adalah cara sederhana agar dia mau mengerti. Namun, memukul balik bisa membuat anak menjadi bingung karena menasihati mereka dengan cara yang sama. Akan lebih baik bila bunda memperingatinya dengan tegas serta memberikan dia konsekuensi yang mendidik.

2. Cari Tahu Apa Pemicunya
Bila anak sering memukul, perhatikan apa pemicu sebenarnya. Apakah dia melakukan itu karena lelah, bosan, lapar, atau marah? Selain itu, bisa jadi dia juga terpengaruh oleh lingkungan keluarga atau sekelilingnya. Untuk mengatasi hal ini, coba perhatikan anak saat bermain lalu amati reaksinya terhadap anak-anak lain. Pastikan kalau dia tidak memukul, terutama ke wajah. Cara ini bisa membantu kita sebagai orangtua  mengurangi sikap anak yang suka memukul.

3. Tunjukkan Cara Berkomunikasi yang Baik
Dalam kebanyakan kasus, anak-anak sebenarnya tidak memukul orangtua karena marah atau frustasi, tapi karena mereka ingin mendapatkan perhatian lebih dari orangtua. Kunci untuk mengubah perilaku buruk tersebut dengan menunjukkan cara berkomunikasi yang baik. Sebagai contoh, kalau anak kesal, lalu memukul, sebaiknya bunda cepat merangkul serta memeluknya. Beritahukan bagaimana cara menepuk lengan atau wajah dengan lembut. Ingat, mengubah kebiasaan si kecil memang butuh kesabaran.

4. Buatlah Komunikasi yang Menyenangkan
Beberapa anak memiliki kebiasaan alami untuk menggunakan tangan mereka sebagai alat komunikasi. Maka dari itu, bunda perlu mengajari mereka dengan membuat komunikasi yang menyenangkan. Misalnya, begitu dia ingin memukul, cepat intervensi dengan menggerakkan tubuh dan katakan ‘ayo tos’. Hal itu akan membuat si kecil bingung, bisa jadi tersenyum dan tidak menjadi melakukannya. Cara ini dapat mengurangi kebiasaan buruk anak seiring berjalannya waktu.

5. Sediakan Banyak Waktu untuk Anak Anda
Luangkan waktu yang banyak agar bisa mengubah kepribadian si kecil. Sering-seringlah memeluk serta mengajak mereka bermain agar dia semakin dekat dengan Anda. Ajarkan dia menggunakan tangan secara lembut hingga anak benar-benar bisa mempraktekannya.
“Plok!” telapak tangan si kecil mendarat keras di lengan kanan temannya, karena kesal lantaran mobil balap favoritnya diambil temannya tanpa permisi. Memukul merupakan reaksi alami saat seseorang anak merasa kesal, marah, atau frustasi. Maka, tidak aneh jika di usia ini anak-anak sering saling pukul. Hal ini bisa dimaklumi karena:
- Belum tahu bagaimana cara yang tepat mengekspresikan rasa marah atau kesal.
- Mulai menyadari fungsi dan kekuatan tangannya. Dengan memukul, ia tahu reaksi lawannya.
- Belum bisa bicara. Bicara adalah ekspresi verbal. Anak yang belum bisa bicara menggunakan bahasa tubuh untuk menyampaikan maksudnya.
- Kelebihan energi dan tidak tahu cara menyalurkannya.
- Tidak tahu akibat dari pukulannya terhadap korban.
Meski anak punya alasan untuk memukul, bukan berarti bunda mengizinkannya main pukul untuk mengekspresikan perasaan atau menyalurkan kelebihan energinya.
Catatan:
- Hindari Teriakan“Jangan Pukul!” Teriakan bunda bukanlah cara yang tepat untuk melarang. Bunda perlu bicara tegas, diikuti penjelasan, tapi bukan berteriak. Misalnya, “Nah, jangan pukul temannya, ya. Karena temanmu bisa sakit.” Dari cara ini, anak dapat mendengar pesan dan mencerna penjelasan tanpa perlu harus mendengar teriakan bunda.

- Ganti Pukulan Dengan Kalimat. Ganti perilaku memukul dengan cara lain. Misalnya, ajarkan ia kata-kata seperti “Jangan ambil!”, “Ini punyakku!”, “Tidak Boleh!” atau “Pergi!”. Sehingga saat teman si kecil merebut mainan yang sedang dimainkan, ia dapat mengatakan kata-kata itu, sebagai bentuk pembelaan dirinya, bukan memukul.



(sumber: Hadila & petiteelle asia )






Rabu, 13 Mei 2015

Cara Mengatasi Mengompol pada Anak


Bunda, apakah si kecil masih sering mengompol ? Mengompol yang secara medis dikenal dengan sebutan nocturnal enuresis merupakan kondisi umum yang terjadi pada banyak anak, dan terkadang juga terjadi pada orang dewasa. Sekitar 10 % anak-anak berusia 5 tahun masih membasahi tempat tidur mereka hampir setiap malam. Anak yang mengompol pun mungkin akan merasa bersalah, takut, malu dan sedih dengan kebiasaanya tersebut.


Mengompol bukan saja bisa terjadi di rumah, tapi bisa juga terjadi ketika anak di sekolah. Kebiasaan mengompol ini harus segera diatasi karena kalau dibiarkan dapat membuat anak minder dan malu. Rasa minder, malu dan dan sedih ini dapat menimbulkan masalah-masalah baru, misalnya anak menjadi bahan olokan teman-teman sekolahnya, merasa kurang percaya diri berada diantara teman-temannya, tidak bisa menginap di rumah saudaranya atau ikut kegiatan berkemah dengan teman-temannya, dan lainnya.
Mengompol sesungguhnya bukanlah kesalahan anak. Untuk itu, sebaiknya bunda tidak langsung memarahi dan menghukum anak apabila anak mengompol. Bunda tentu tidak ingin anak merasa bermasalah atas sesuatu yang tidak dapat ia kendalikan. Menyalahkan dan menghukum anak hanya akan memperburuk masalah. Lebih baik cari solusi cara menanggulangi masalahnya.

Penyebab anak mengompol, baik di rumah maupun di sekolah:
  1. Gejala penyakit misalnya infeksi pada saluran kencing dan gangguang sistem saraf akibat tekanan psikologis.
  2. Ada masalah pada kandung kemihnya yang menyebabkan anak harus buang air kecil lebih sering, walaupun hanya sedikit urine saja atau sebelum kandung kemihnya penuh.
  3. Anak belum siap secara fisik karena sistem tubuhnya belum sempurna. Anak belum mampu menahan air kencing di kandung kemih, tidak menyadari kebutuhan buang air kecil, bangun dari tidur dan pergi ke kamar mandi.
  4. Anak belum terbiasa pergi ke toilet sendiri karena biasanya selalu dibantu oleh orang tua atau pun pengasuhnya dalam hal melepaskan dan mengenakan pakaian.
  5. Faktor keturunan dari orang tuanya.
  6. Anak tidak berani menyampaikan keinginan kepada gurunya bahwa ia mau menggunakan toilet di sekolahnya.
  7. Letak kamar kecil atau toilet terletak jauh dari kelas anak, gelap dan terpencil sehingga anak merasa takut pergi sendirian.
  8. Toilet sekolah berbeda dengan toilet di rumah dan anak Anda tidak merasa nyaman dengan model WC (jongkok atau duduk).
  9. Anak merasa cemas dan tidak aman, misalnya saja karena ditinggal cuti pengasuhnya, kelahiran adik baru, atau pindah ke rumah baru.
  10. Kebersihan toilet di sekolah yang digunakan oleh banyak orang tidak sebersih toilet di rumah, menyebabkan anak enggan untuk menggunakan toilet di sekolah.
Saat siang hari anak yang sudah terlatih untuk menggunakan toilet mungkin tidak memiliki kebiasaan mengompol. Sementara di malam hari karena jam tidur yang panjang, untuk tetap menjaga celana tetap kering sepanjang malam adalah keterampilan yang sulit dikuasai anak.

Terutama ketika anak tertidur sangat pulas. Ia belum menguasai keterampilan untuk bisa menahan, bangun dari tidurnya dan pergi ke toilet ketika kandung kemihnya penuh. Yakinkan anak bahwa mengompol adalah masalah yang umum terjadi pada anak-anak seusianya. Beri dukungan kepadanya dan katakan kepadanya bahwa ia pasti bisa mengatasi masalah tersebut.

Tips mengatasi kebiasaan mengompol pada anak:
  • Jelaskan kepada anak bahwa bunda tidak marah kepadanya karena ia mengompol. Bunda justru ingin membantunya mengatasi kebiasaan mengompolnya tersebut. Selain usia anak yang semakin besar, ingatkan juga pada anak bahwa mengompol akan menyebabkan anak merasa tidak nyaman karena baju, celana, kaki dan tempat tidurnya basah.
  • Untuk memudahkan penjelasan kepada anak mengenai pentingnya tidak selalu tergantung kepada popok, Bunda bisa mencari video di internet atau membeli buku yang memiliki gambar-gambar menarik menjelaskan cara yang dapat membantu mereka mengontrol kandung kemihnya dan mampu pergi ke toilet sendiri jika butuh buang air kecil.
  • Sebaiknya untuk mencegah anak mengompol adalah dengan melakukan beberapa latihan pada beberapa malam dulu. Cek popok anak setiap pagi hari untuk melihat apakah anak bisa menjaga popoknya untuk tetap kering sepanjang malam atau tidak. Usahakan sesegera mungkin setelah anak bangun dari tidurnya. Dengan begitu jika memang popoknya basah, maka bunda akan bisa melihat apakah pembasahan popok terjadi di malam hari atau pagi hari.
  • Jika setelah beberapa latihan saat malam hari anak selalu bisa menjaga popoknya untuk kering sampai pagi hari, maka itu berarti anak sudah siap untuk tidur dengan celana dalamya.
  • Bila dalam beberapa hari latihan anak tetap saja mengompol, mungkin memang anak belum siap untuk menjaga celananya tetap kering saat malam hari. Bunda bisa mengulangi latihan ini beberapa bulan kemudian. Tidak memaksa anak dan menunggu saat yang tepat adalah yang terbaik, dengan begitu bunda tidak perlu repot mengganti linen dan pakaian yang basah karena bekas mengompol setiap pagi.
  • Dalam masa latihan mungkin bunda bisa memberikan pull-up diaper kepada anak Anda yakni popok yang berbentuk seperti celana dalam anak.
  • Biasakan mengajarkan anak untuk mandiri pergi ke toilet sendiri tanpa dibantu oleh orang tua atau pun pengasuhnya dalam hal melepaskan dan mengenakan pakaian.
  • Ajarkan anak untuk berani menyampaikan keinginan kepada gurunya ketika ingin menggunakan toilet di sekolah.
  • Jangan pernah mempermalukan anak dengan memberitahukan kebiasaan mengompolnya tersebut di depan orang lain .
  • Batasi jumlah cairan yang diminum anak saat malam hari, terutama 1 – 2 jam sebelum tidur.
  • Ajak anak ke toilet dan buang air kecil beberapa saat sebelum waktu tidur. Buang air kecil sebelum tidur dapat dilakukan sebagai kegiatan rutin yang dilakukan anak sebelum beranjak tidur selain mandi, gosok gigi dan dibacakan cerita oleh ayah atau ibu.
  • Saat anak sudah tertidur, bunda bisa membangunkannya untuk pergi ke toilet pada jam tertentu atau sebelum akhirnya bunda beranjak untuk tidur juga. Bantu anak untuk membuka celananya dan perintahkan anak untuk buang air kecil. Setelah anak buang air kecil, bunda bisa membawa anak kembali ke kamar tidurnya untuk melanjutkan tidurnya.
  • Pastikan ada lampu tidur kecil yang menyala di jalan atau gang antara kamar anak dan toilet di rumah. Dengan begitu ia bisa melihat jalan ke kamar mandi apabila terbangun di malam hari dan ingin membangunkan orang tua untuk minta ditemani atau menggunakan toilet sendiri.
  • Beberapa orang tua berhasil menghilangkan kebiasaan mengompol anaknya dengan mengajak anak untuk pergi ke toilet dan buang air kecil secara rutin setiap jam di siang harinya.
  • Untuk memudahkan anak pergi ke toilet di malam hari, usahakan jalan antara kamar anak dan toilet bebas dari barang-barang atau mainan anak yang berserakan.
  • Walaupun mengompol bukanlah kesalahannya, sebaiknya bunda mendorong anak untuk turut bertanggung jawab dengan memintanya untuk membantu bunda saat membersihkan dan mengganti linen atau sprei yang basah.
  • Jika anak mengompol dengan tenang minta anak untuk segera mengganti pakaiannya yang basah dengan yang kering agar air kencingnya tidak menyebabkan iritasi pada kulitnya. Bila diperlukan bunda juga bisa memandikannya. Katakan kepada anak untuk mencoba tidak mengompol lagi malam berikutnya.
  • Selalu gunakan alas tidur dari bahan serap yang bisa dicuci sekaligus memiliki lapisan pelindung kasur tahan air.
  • Letakan alas tidur pelindung kasur dan linen serta pakaian kering anak di tempat terjangkau, dekat dengan anak. Sehingga bunda bisa mengganti linen dan pakaian anak dengan cepat apabila dibutuhkan.
  • Terkadang anak-anak yang sudah terlatih menggunakan toilet di siang hari masih memiliki kebiasaan mengompol di malam hari. Memang dibutuhkan waktu dan kesabaran mulai beberapa bulan sampai tahun bagi anak untuk bisa bebas dari popok sama sekali.
  • Berikan pujian, pelukan atau sticker yang dapat anak lekatkan ke ke papan khusus atau kalender setiap anak berhasil tidak mengompol. Berikan semangat dengan memberikan hadiah untuknya apabila anak berhasil menjaga celananya untuk selalu tetap kering.
  • Apabila bunda meninggalkan anak dengan pengasuh di rumah atau menitipkan anak kepada kakek dan neneknya, maka beritahukan jadwal kebiasaan mengajak anak ke kamar mandi pada jam-jam tertentu anak biasa buang air kecil. Usahakan latihan atau terapi supaya anak tidak mengompol terus berlanjut walaupun bunda tidak bersamanya.
  • Orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter anak jika sampai usia 6 tahun ia masih memiliki kebiasaan mengompol untuk melihat apakah ada penyebab lain. Anak membutuhkan perawatan sebagaimana mestinya segera karena ada kemungkinan kebiasaan mengompolnya bisa jadi disebabkan banyak hal antara lain karena ada infeksi pada saluran kencingnya, faktor psikologis, diabetes dan masalah keluarga. 

( sumber: informasitips & klikcara )



Sabtu, 17 Januari 2015

Manfaat Berkemah Bersama Anak





Pernahkah Bunda mengajak anak-anak berkemah bersama ? Karena ternyata salah satu cara yang paling menyenangkan untuk mengajari anak cara menjadi mandiri dan kreatif adalah melalui kegiatan berkemah. Ada begitu banyak hal yang bisa dipelajari, mulai dari cara menutup tenda supaya nyamuk tidak masuk membanjiri tenda hingga menyiapkan perlengkapan tidurnya sendiri. Selain itu, anak-anak dapat diajak bertualang di alam sambil belajar membaca peta dan kompas. Hal ini tidak hanya akan mendorong anak untuk menjadi lebih kreatif, tetapi juga mengajari mereka untuk lebih menghargai lingkungan hidup sekitarnya.

Buat berkemah menjadi menarik

Yang membuat berkemah begitu menarik adalah hal ini tidak harus selalu dilakukan dengan bepergian ke area khusus berkemah atau pegunungan. Bahkan, berkemah bisa dimulai dari tempat terdekat yakni halaman belakang rumah sendiri. Dengan demikian, berkemah tetap bisa dilakukan sekaligus mendapatkan keamanan dan kenyamanan. Setelah terbiasa berkemah di halaman rumah dan si kecil sudah menguasai teknik-teknik mendasar yang dibutuhkan untuk berkemah, selanjutnya kegiatan berkemah bisa dilakukan di area berkemah atau kaki pegunungan.

Agar berkemah lebih seru dan ramai, undang juga teman-teman si kecil untuk ikut acara berkemah. Dengan begitu, Bunda bisa membuat beberapa permainan seru yang membutuhkan kerja sama mereka. Atau, Bunda bisa membuat acara petualangan dengan membagi peserta ke dalam beberapa kelompok dan memberikan tantangan-tantangan yang harus dilewati oleh kelompok tersebut selama petualangan. Tentunya tantangan-tantangan ini harus edukatif, menyenangkan, dan berhubungan dengan lingkungan. Bunda juga dapat bertanya kepada si kecil, siapa tau dia memiliki ide bermain yang tak kalah menarik.


Anak akan belajar banyak

Untuk bisa tahu apakah acara yang Bunda susun sukses menarik anak untuk belajar dari alam, cukup lihat noda-noda yang ada di pakaian setelah acara kemping. Semakin banyak noda di pakaian, berarti semakin besar momen belajar sambil bermain yang dilakukan anak dan teman-temannya. Itu juga menandakan mereka menikmati susunan acara kemping yang Bunda buat.

Jangan khawatir dengan noda-noda tersebut, banyak cara menghilangkannya secara mudah dengan mesin cuci di rumah. Tidak masalah jenis mesin cuci yang Bunda miliki, baik itu mesin cuci 1 tabung maupun 2 tabung sama-sama bisa membantu. Bahkan noda yang paling membandel sekalipun bisa dihilangkan dengan mudah. Untuk informasi lebih lengkap mengenai cara menghapus berbagai jenis noda di pakaian menggunakan mesin cuci 1 tabung ataupun jenis lainnya, situs-situs unggulan menyediakan beberapa informasi yang bermanfaat.

Kalau Bunda butuh bantuan untuk membuat acara berkemah yang edukatif dan menyenangkan, sekarang banyak event organizer yang berpengalaman membuat acara persis seperti yang Bunda inginkan. Bunda cukup datang dengan semangat tinggi dan senyum lebar.

Jadi, jangan tunda lagi, adakan kegiatan berkemah secepatnya dan arungi petualangan yang menantang sekaligus menyenangkan. Yuk ajak si kecil berkemah bersama !


( Rinso Indonesia )


   

Jumat, 28 November 2014

Yuk, Kenalkan Si Kecil pada MPASI !




Sudahkah Bunda memberikan ASI ekslusif pada si kecil ? ASI eksklusif adalah pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) sedini mungkin setelah persalinan. Diberikan pada bayi tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun.  

Nah Bunda sesudah memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, Bunda bisa mulai mengenalkan makanan pendamping ASI kepada si kecil. Tapi, bukan berarti Bunda bisa langsung menyuapinya dengan makanan padat tanpa diproses biar gampang dicerna si kecil. Pilih makanan yang juga tidak menimbulkan alergi. Seiring waktu berjalan, Bunda bisa terus mengenalkan variasi bahan makanan dan, saat sudah waktunya, si kecil bisa mulai dilatih memegang makanannya sendiri. Asalkan Bunda memiliki mesin cuci terbaik yang bisa menangani pakaian bayi, tumpahan makanan atau susu di baju si kecil mudah dibersihkan demi perkembangan si kecil.

Bayi biasanya mulai bisa merasakan makanan pada usia 6-9 bulan. Nah, ini waktunya Bunda pintar-pintar memadu-padankan rasa MPASI untuk si kecil. Coba bahan-bahan makanan berikut ini. Setiap bahan makanan perlu direbus dan dihaluskan biar si kecil tidak tersedak. Bunda juga perlu mencicipinya sebelum memberikannya kepada si kecil supaya tahu terlalu kasar kah atau terlalu panas kah.

Kita tahu sayuran hijau kaya nutrisi penting. Coba brokoli, kacang polong, bayam, dan jagung manis. Agar sedikit lebih manis, campur dengan umbi-umbian seperti wortel atau ubi ketela.

Serealia atau biji-bijian juga perlu dikenalkan kepada si kecil, misalnya bubur bayi yang terbuat dari beras atau gandum. Dari usia enam bulan, Bunda bisa memberikan bubur yang dicampur atau dimasak dengan susu.

Untuk sumber protein hewani, kenalkan si kecil pada dada ayam, ikan berdaging putih dan berminyak, telur rebus, dan daging sapi. Sebagai alternatif, coba protein nabati dari kacang-kacangan. Selain memberikan asupan protein, ikan juga memberikan minyak ikan yang kaya omega-3. Tiga jenis ikan yang paling populer dan mengandung omega-3 paling tinggi adalah sarden, makerel, dan salmon (salem). Tapi ingat ya Bunda, ikan-ikan ini bukan yang berbumbu dan dikalengkan.

Daging sapi merupakan sumber zat besi terbaik dan paling mudah diserap. Masak daging dengan kaldu sapi, wortel, dan kentang sampai benar-benar lunak sebelum dihaluskan. Ikanpenting bagi perkembangan otak si kecil, sistem saraf, dan penglihatan. Cobalah menu ikan rebus dengan wortel, tomat, dan keju. Kalau Bunda mau memberikan telur rebus kepada si kecil, pastikan telurnya direbus sampai betul-betul matang.

Kebutuhan gizi, khususnya zat besi, si kecil tidak bisa dicukupi hanya oleh susu setelah menginjak usia enam bulan. Zat besi yang didapat si kecil dari Bunda mulai habis saat ini, jadi Bunda perlu mengenalkannya pada bahan-bahan makanan sumber zat besi. Tapi ingat ya Bunda, makanan ini cuma sebagai pendamping ASI. Jadi, ASI-nya jangan langsung dilepas kalau si kecil sudah doyan makan. Kalau si kecil sudah bisa memegang botol atau cangkirnya sendiri, berikan ASI peras. Jangan khawatir kalau susu atau makanan tumpah ke bajunya. Situs-situs yang tepercaya, seperti situs Rinso, menyajikan jenis-jenis mesin cuci terbaik sekaligus cara menggunakannya untuk menghilangkan noda protein semacam ini dengan bantuan deterjen berenzim.

Menu vegetarianjuga baik untuk bayi. Bubur kacang hijau bisa menjadi sumber protein sekaligus karbohidrat. Bunda juga bisa berkreasi dengan kacang merah yang dimasak dengan wortel, ubi ketela, tomat, dan keju. Agar si kecil bisa menyerap zat besi, Bunda perlu mengombinasikan sumber zat besi dari bahan-bahan nabati seperti kacang merah dengan vitamin C. Jadi, berikan juga buah-buahan yang kaya vitamin C bersama makanan si kecil.


( Rinso Indonesia ) 


Rabu, 05 November 2014

Tips Mencuci Clodi Agar Awet



Apakah Bunda menggunakan clodi untuk si kecil daripada popok sekali pakai ?
Cloth Diaper, atau disingkat menjadi clodi, adalah popok kain modern. Berbeda dengan popok kain tradisional, cloth diaper (clodi) ini dibuat dari bahan yang dapat menyerap cairan sehingga dapat tahan dipakai dalam rentang waktu tertentu.

Jadi secara sederhana, cara kerja clodi dapat dikatakan seperti disposable diaper (diaper sekali pakai), tetapi dapat dicuci ulang, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. 

  gambar diambil dari sini

Ketika Bunda memilih clodi ketimbang popok sekali pakai, salah satu pertimbangannya pasti karena clodi bisa dipakai berulang kali dalam jangka panjang sehingga lebih menghemat pengeluaran untuk si kecil. Tetapi perawatan clodi yang benar perlu Bunda lakukan agar clodi tetap awet, bersih dan nyaman dipakai si kecil. Misalnya melipat dan mengetahui cara menggunakan mesin cuci untuk membersihkan clodi juga dapat menjaga keawetan perlengkapan bayi yang satu ini. Tentu Bunda paham bahwa bagian terbesar dalam berurusan dengan clodi adalah membersihkan kotoran di atasnya dan mencucinya.

Cucian pertama

Clodi yang baru dibeli seharusnya dicuci terlebih dulu sebelum Bunda pakaikan ke si kecil untuk menyingkirkan berbagai bahan kimia yang tertinggal selama proses produksi di pabrik. Bunda pasti tidak mau kulit sensitif si kecil terpapar zat-zat berbahaya ini. Cucian pertama ini juga untuk melembutkan clodi dan membantunya agar menyusut ke ukuran tetapnya. Semakin lembut clodi, semakin baik daya serapnya.

Cucilah clodi baru dengan air bersuhu sekitar 60 derajat Celcius setidaknya sekali. Clodi berbahan katun organik atau serat rami kadang memerlukan lebih dari sekali cuci agar mencapai daya serap maksimal sebelum dipakai untuk pertama kalinya. Selalu ikuti petunjuk perawatan di label atau kemasan clodi. Jika Bunda memakai jenis ini tanpa memberinya kesempatan mencapai daya serap maksimal, kebocoran mungkin terjadi.

Lima sampai enam kali cuci dengan air panas akan menghilangkan kandungan minyak alami yang bisa menolak air pipis bayi. Untuk menyiasati agar tidak terlalu menghabiskan banyak waktu, ikuti pola ‘cuci dua kali lalu keringkan’ dan ulangi hingga tiga kali.

Cucian sehari-hari

Selain mengikuti cara menggunakan mesin cuci secara umum, ada beberapa langkah tambahan yang perlu Bunda lakukan sebelum dan ketika mencuci clodi.

Langkah 1: Buang kotoran padat pada clodi. Bunda bisa menjatuhkannya ke WC jika kotorannya kering atau menyemprotnya dengan air untuk kotoran yang agak cair.

Langkah 2:Pastikan clodi dalam kondisi terbuka sehingga bagian kotornya akan terjangkau air di dalam mesin cuci. Keluarkan penyumpal clodi agar tercuci bersih juga.

Langkah 3: Masukkan clodi dan penyumpalnya ke tabung mesin cuci, namun jangan menjejalinya. Dua puluh hingga 24 clodi dalam sekali cuci merupakan ukuran optimal atau sesuaikan dengan ukuran mesin cuci.

Langkah 4:Jalankan mesin cuci pada putaran bilasan (prewash) dengan air dingin.

Langkah 5:Setelah prewash, jalankan mesin cuci pada putaran pencucian dengan air bersuhu 60 derajat Celcius dengan deterjen yang cocok untuk pakaian bayi lalu bilas dengan air biasa.

Langkah 6:Periksa apakah clodi telah bersih dan tidak berbau. Jika tidak, ulangi langkah sebelumnya.

Langkah 7:Keringkan di udara terbuka di dalam atau luar ruangan. Sinar matahari membantu menghilangkan noda pada clodi. Berhati-hatilah menggunakan mesin pengering untuk clodi. Baca aturan pakainya.

Catatan Penting :

Bunda tidak dianjurkan menggunakan cairan pelembut pakaian karena akan meninggalkan residu yang bisa mengurangi daya serap dan menyebabkan kebocoran serta ruam popok. Noda pada clodi bukan berarti Bunda bisa buru-buru memakai pemutih pakaian. Pencucian biasa dan pengeringan secara alami pada sebagian besar kasus cukup untuk menghilangkannya. Jangan menarik clodi ketika masih hangat agar tidak merusak elastisitasnya.

Temukan tips-tips lain cara menggunakan mesin cuci untuk pakaian bayi di berbagai sumber yang tepercaya di internet.
Semoga bermanfaat Bunda :)


(Rinso Indonesia)


Selasa, 26 Agustus 2014

Yuk, Adakan Movie Night Bersama si Kecil di Rumah !




Hai bunda, pernahkah mengajak nonton film bersama si kecil di rumah ? 
Karena ternyata nonton film bareng si kecil bisa menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bagi anak-anak, lho..
Bunda dapat menyewa atau membeli film untuk diputar di rumah, tidak perlu repot-repot pergi ke bioskop di mall.
Jangan lupa tentukan waktu yang nyaman buat bunda dan si kecil, misalkan tiap 1 atau 2 minggu sekali. Pastikan waktu yang ditentukan untuk nonton film bareng tidak mengganggu jam tidur si kecil dan umur si kecil sudah cukup untuk menonton film di layar televisi. Mungkin bisa dijadikan sebagai rekomendasi, American Academy of Pediatrics mengeluarkan panduan agar anak dibawah usia 2 tahun tidak menonton televisi atau film, karena tidak baik untuk perkembangan otaknya.
 
Pilih Film Anak yang Sesuai

Alur film yang sederhana akan lebih baik untuk anak, disinilah peran orang tua untuk menentukan film yang terbaik untuk si kecil. Pilih film yang mempunyai rating yang dapat ditonton oleh semua umur atau general audience. Film dengan rating ini tidak mengandung unsur kekerasan, seks atau penggunaan obat-obatan. Untuk anak berumur 2 hingga 4 tahun akan lebih tertarik pada gambar-gambar yang menarik dibandingkan ceritanya. Lain halnya dengan anak umur diatas 4 tahun yang sudah mulai mengerti jalan cerita dalam sebuah film.

Akan lebih baik kita meluangkan waktu untuk menonton filmnya terlebih dahulu, atau mendengarkan cerita dari teman atau keluarga yang pernah menontonnya untuk mengetahui jalan ceritanya.Walaupun dilabel sebagai film yang bisa ditonton oleh semua umur,terkadang ada bagian-bagian yang kurang baik, seperti mungkin ada adegan memukul dan sebagainya. Anak dengan sangat cepat menangkap apa yang mereka dengar dan lihat. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi orangtua untukmendampingi anak saat menonton. Jika ada adegan yang kurang baik dan anak Anda terlanjur melihatnya, langsung ajak mereka bicara dan jelaskan bahwa hal tersebut tidak patut untuk ditiru.

Banyak sekali pilihan film menarik dan inspiratif untuk si kecil.  Bunda bisa menyesuaikan dengan ketertarikan mereka. Film-film Indonesia seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi atau Denias Senandung di Atas Awan akan mengajari anak Anda untuk selalu bersemangat dalam mencapai tujuan, dan tidak ada yang tak mungkin dalam hidup ini. 

Selain itu, bunda dan si kecil juga dapat melihat keindahan Indonesia yang menjadi latar belakang film tersebut. Jika si kecil menyukai animasi atau kartun, salah satunya film Frozen mengajarkan betapa pentingnya kerukunan dalam keluarga, film ini mungkin cocok untuk gadis kecil. Film ini mengajari pentingnya menjaga persahabatan dan kebersamaan. Dan masih banyak lagi film yang baik untuk si kecil. Bunda juga bisa melakukan riset di internet.

Bersih-bersih dan Berbincang Sebelum Tidur

Sehabis menonton film, ajak si kecil untuk bersama-sama membersihkan ruangan tempat menonton. Mungkin remah-remah snack atau tumpahan minuman akan mengotori pakaian si kecil.
Jangan panik dulu bunda, noda-noda di pakaian mudah dihilangkan jika bunda mengetahui cara mencuci dengan mesin cuci yang benar. Tentunya bunda ingin agar baju kotor si kecil bisa cepat terlihat cemerlang kembali. Ajari si kecil untuk mandiri dengan menaruh baju kotor ke keranjang cucian sebelum berganti baju dan istirahat. Tinggal masukkan pakaian ke mesin cuci, pilih siklus pencucian yang sesuai, tambahkan deterjen dan cucian akan bersih seketika.

Sebelum menemaninya tidur, ajak si kecil berbincang singkat. dan menanyakan apakah mereka senang menonton film tersebut. Bagian-bagian apakah yang mereka sukai?, apa kesan dan pelajaran yang dapat mereka ambil? Sekali waktu ajak si kecil menonton film ke bioskop. Atau mungkin ingin memberi mereka kejutan lagi? Bunda dapat melakukannya dengan mendatangi tempat-tempat wisata indah di Indonesia yang mereka lihat di film pada saat liburan sekolah nanti.

Dengan pilihan film yang tepat, menonton film bersama si kecil akan menumbuhkan rasa ingin tahu dan mengembangkan daya imajinasi mereka. 
Semoga bermanfaat ya Bunda :)


( Rinso Indonesia, gambar: wikipedia )